Rabu, 08 Agustus 2012

Konservasi Tanah


Tanaman perkebunan banyak diusahakan pada lahan dengan kemiringan agak curam, sehingga dapat terjadi erosi yang menjadi salah satu penyebab kemunduran kualitas tanah dan berdampak pada penurunan
produktivitas lahan.  Guna mengurangi erosi sampai batas erosi yang dapat diabaikan (tolerable soil loss), maka beberapa tindakan pengendalian erosi perlu dilakukan, terutama pada saat tanaman masih relatif muda atau tingkat penutupan lahan relatif rendah.   Beberapa alternatif teknik konservasi yang dapat dipilih adalah sebagai berikut:
1. Penanaman tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman erosi serta memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah.
Tanaman penutup berfungsi untuk menahan dan mengurangi daya rusak butir-butir hujan dan aliran permukaan, sebagai sumber pupuk organik, dan untuk menghindari dilakukannya penyiangan yang intensif. Penyiangan intensif dapat menyebabkan tergerusnya lapisan atas tanah. Untuk menghindari persaingan antara tanaman penutup dengan tanaman utama, dapat dilakukan penyiangan melingkar (ring weeding).  

Tanaman yang digunakan sebagai tanaman penutup memerlukan persyaratan berikut:  (a) mudah diperbanyak; (b) sistem perakaran tidak menimbulkan kompetisi dengan tanaman utama; (c) tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun; (d) tidak mensyaratkan tingkat kesuburan yang tinggi; (e) toleran terhadap pemangkasan, resisten terhadap hama, penyakit, kekeringan,  naungan, dan injakan; (f) mampu menekan pertumbuhan gulma; (g) tidak akan berubah menjadi gulma; dan (h) tidak mempunyai sifat-sifat yang mengganggu seperti duri dan sulur-sulur yang membelit. Beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman penutup tanah di lahan perkebunan antara lain:  Arachis pintoii, Centrosema pubescens, Calopogonium muconoides, Mucuna  sp., dan tanaman legum menjalar lainnya.
2. Strip rumput alami
 Merupakan teknik konservasi dengan cara membiarkan sebagian tanah pada barisan/strip sejajar kontur
(di antara tanaman perkebunan) ditumbuhi rumput secara alami selebar 20-30 cm.

Strip rumput bermanfaat untuk konservasi tanah dengan cara mengurangi kuatnya aliran permukaan. Selain
itu strip rumput juga dapat berfungsi sebagai sumber pakan ternak. Dengan berjalannya  waktu (3-4 tahun setelah aplikasi), strip rumput alami dapat membentuk teras kredit.
3. Rorak
Rorak adalah lubang yang dibuat di bidang olah atau saluran peresapan sebagai tempat penampungan air aliran permukaan dan sedimen. Ukuran rorak yang umum digunakan pada lahan usaha tani tanaman perkebunan adalah panjang 50-100 cm, lebar 50 cm, dan dalam 30-50 cm.
Hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan rorak adalah air hanya boleh tergenang beberapa saat. Apabila penggenangan berlanjut dikhawatirkan akan menimbulkan masalah berupa penyakit yang dapat menyerang tanaman. Selain berfungsi untuk menampung sedimen (sediment trap) dan menyalurkan air, rorak juga dapat menampung serasah, sehingga rorak dapat berfungsi sebagai fasilitas untuk aplikasi mulsa vertikal . Rorak juga dapat merangsang pertumbuhan akar baru, yang berdampak pada peningkatan produksi tanaman kopi.
4.  Sistem multistrata
Merupakan konservasi tanah dengan cara penanaman tanaman buah-buahan, kayu-kayuan, dan/atau tanaman legum multiguna (multipurpose leguminous) di antara tanaman perkebunan (tanaman utama), sehingga tercipta komunitas tanaman dengan berbagai strata tajuk.  Dengan kondisi yang demikian, hanya sebagian kecil saja air hujan yang langsung jatuh ke permukaan tanah. Selain menguntungkan dari segi konservasi tanah, penerapan sistem multistrata dapat memberikan keuntungan lain, diantaranya (1) tersedianya naungan untuk tanaman utama sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma; (2) pangkasan dari tanaman legum pohonan dapat berfungsi sebagai sumber mulsa dan pupuk hijau; dan  (3) tanaman lainnya yang ditanam dalam sistem multistrata dapat menjadi sumber pendapatan tambahan.

Sumber : Balit Tanah






Tidak ada komentar:

Posting Komentar